Honolulu from Diamond Head

Honolulu from Diamond Head

Sunday, October 31, 2004

Kompensasi Listrik Padam, Bisakah?

Ternyata memang beda tinggal di negara developed country dengan developing country. Dari segi pelayanan publik mereka benar-benar mengutamakannya. Ini soal lampu mati saja, kalau dinegeriku tercinta bukan soal besar bagi PLN, bila lampu padam, tak ada rasa bersalah. Tanpa ada pemberitahuan terlebih dulu, mendadak listrik padam, busrsst .. maka celakalah semua..
Sebaliknya bagi konsumen, lampu mati adalah soal besar. Contohnya di tempat aku dulu bekerja, tak ada listrik artinya tak ada koran yang akan terbit besok. Soalnya mesin cetak jalan dengan listrik, Nah, kalo tak ada listrik tak ada gen set pula (maklum perusahaan kecil) ...so what... nganggur, gak nulis berita, karena komputer buat mengetik berita tak mungkin dipakai tanpa listrik. Mesin cetak pun punya nasib yang sama, maklum koran lokal dengan modal kecil tak siap mengantisipasi si listrik yang padam mendadak. Tak heran kalau kemudian terdengar umpatan dan teriakan si kuli disket lantaran tak bisa mengerjakan apa-apa hingga lampu hidup lagi. Biasanya keesokan hari juga diikuti dengan deringan telepon bertubi-tubi dari pelanggan, “.....kok koran tak jua datang....” komplain si pelanggan.

Ada juga pemadaman bergilir, ini memang didahului dengan pengumuman sebelumnya. Bahwa lampu mati dari jam sekian hingga jam sekian, alasan pemadaman bergilir? lantaran tak kuat sumber energi listrik, pendangkalan air danau dan bla..bla.. bla. That's it.

Tapi kalau di sini, kerusakan di luar dugaan yang disebabkan oleh alam pun masih bisa dijadikan sebagai justifikasi tak ada pelayanan publik yang baik, sehingganya pemilik usaha bisa rugi dua kali lipat lantaran listrik padam, mereka harus membayar kerugian pemakai listrik di wilayahnya. Dormitoryku, sempat mati listrik 3 hari, Oktober 2004 lalu, itu akibat angin kencang dan banjir yang menyebabkan arus pendek di kawasan kampus. Kampus tak beraktifitas selama 3 hari, dormitory juga kehilangan energi listrik buat mengoperasikan elevator, refrigerator, stove and all of electronic stuff. Apa yang terjadi? residen komplain, then pemilik dorm selain menyampaikan maaf juga menginfokan kalau kita selama tiga hari itu hanya ditarik bayaran separuh dari harga resmi dormitory. Jadi biasanya bayar $16/day sekarang $8/day saja. Lumayan... kanBayangkan kalo kompensasi begini dilakukan PLN... PLN diharuskan membayar denda lantaran tak memberi pelayanan maksimal.. tapi apa mungkin, kenyataan justru kejadian sebaliknya, pelanggan yang bayar lewat dari waktunya justru didenda, sementara PLN... bebas dari urusan didenda... oh oh... dimana keadilan...?

Tuesday, October 5, 2004

Mineral water gratis..tis..tiss

Mau tahu bentuk lain cultural shock saat pertama datang di Hawaii .? Ini soal mineral water, jangan kaget semua air di sini dapat diminum tanpa bayar.. dimana-mana saja tempat, ie mall, stasiun, sekolah, setiap gedung apa aja selalu disediakan fountain water.


Apa itu fountai water? ..he..he hee semacam air mancur kali yee.. iya itu air mancur berupa air putih, mineral water.. dan higinies. Kita bisa langsung minum bebas and gratis tak perlu bayar spt halnya di Jakarta, yang harus beli aqua segalon untuk minum dua pekan atau mesti bawa air putih di dalam tas soalnya air di Jakarta amat sulit.. kalo disini..wow air begitu gratisssss tis saja…kalo mo soft drink atau minuman kaleng ya langsung aja ke vending machine, bayar skitar $1 sampai $2.5. (tergantung merk).


Agaknya water board supply (semacam PDAM) disini benar2 sangat peduli or berorientasi ke pelayanan public…tapi meski demikian, minuman kemasan tetap banyak dijual di market2, mereka tak takut disaingi dengan air gratis dari Water boar supply (PDAM hawaii) karena perusahaan minuman kemasan juga punya segmen sendiri, setiap ada party, conference dll, yang dipake ya mineral water dalam kemasan. Kappaaaaann negeriku yang kaya dengan sumber daya alam bisa menyediakan air minum gratiss buat publik ya...